Di Kabupaten Pati Jawa Tengah, ada sebuah cagar budaya
bersejarah yang sampai saat ini masih lestari keberadaannya yaitu Sendang Eyang
Sukmoyono yang berlokasi di Desa Mojoagung, Kecamatan Trangkil. Mengenai awal
mula ada petilasan Eyang Sukmoyono itu, dahulu saat perseteruan antara
Kadipaten Parang Garudo dengan Kadipaten Carang Soko. Kadipaten Carang Soko
dibantu Kadipaten Mojosemi. Sehingga dengan kekalahan Kadipaten Parang Garudo
menjadi bersatunya beberapa kadipaten yang dinamakan Kadipaten Pesantenan.
Sendang ini muncul ketika penggawa kerajaan Majapahit
menebar benih di lokasi. Setelah benih tersebut tumbuh tiba-tiba mengeluarkan
air yang sangat banyak, lokasi itu pun menjadi sumber mata air yang sangat
besar sampai seperti lautan. Melihat fenomena itu, penggawa Majapahit berupaya
agar daratan ini tidak berubah menjadi lautan. Benih tumbuhan tersebut yaitu
tumbuh pohon kayu mojo dan pohon kayu asem. Kedua batang pohon yang berhasil
tumbuh itu melilit dan menjadi satu, sehingga dinamakan Mejasem.
Di samping itu, awal nama Mojoagung waktu menanam pohon
tersebut terdapat sumber mata air yang besar (Agung) di tempat itu lalu
dinamakan Mojoagung. Pada waktu itu, saat sumber air meluap dahsyat, penggawa
Majapahit akhirnya kewalahan dan tak mampu menanggulanginya. Lalu ada ular
besar dari Desa Karang Legi Kali Garan yang memutari sumber air yang meluap,
pada saat kepalanya berada di sendang tersebut lalu ditancapkan pusaka cambuk,
yang sekarang dinamakan Segaran.
Sampai sekarang petilasan Eyang Sukmoyono terus
dilestarikan dan banyak didatangi masyarakat setempat untuk berziarah dan
ngalap berkah. Setiap wulan apit (bulan hitungan dalam penanggalan Jawa)
dilaksanakan kegiatan tahunan yaitu Sedekah Bumi dan banyak dari masyarakat
yang berjualan seperti halnya haul. Dengan kegiatan tahunan tersebut masyarakat
bisa mengetahui sejarah dan budaya yang ada di Kabupaten Pati salah satunya
adalah sendang petilasan Eyang Sukmoyono.
Desa Mojoagung adalah desa yang berlokasi di Kecamatan
Trangkil, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Desa ini berjarak 3 km dari pusat
Kecamatan Trangkil dan berjarak 15 km dari ibu kota Kabupaten Pati. Topografi
wilayah Desa Mojoagung yang merupakan dataran rendah membuat desa ini potensial
menjadi wilayah pertanian. Sehingga tak heran jika mayoritas penduduk Desa
Mojoagung berprofesi sebagai petani. Namun, ada sebagian besar penduduk lainnya
juga ada yang berprofesi sebagai nelayan, buruh, pedagang, hingga pegawai
negeri. Wilayah Desa Mojoagung dikelilingi oleh daerah-daerah lain yang menjadi
batas wilayahnya. Batas-batas wilayah tersebut yaitu.
1.
Batas
Utara : Desa Sidomukti Kecamatan
Margoyoso
2.
Batas
Selatan : Desa Ketanen Kecamatan
Trangkil
3.
Batas
Barat : Desa Tegalharjo Kecamatan
Trangkil
4.
Batas
Timur : Desa Karangwage Kecamatan
Trangkil